KEKUATAN DOA DAN IKHTIAR

Doa pada hakekatnya adalah penuntun kita untuk mengubah diri. Hidup kita tidaklah hitam putih layaknya warna-warna yang terdapat pada papan catur. Ia tidak pula statis seperti benda mati. Namun senantiasa bergerak seiring dengan perjalanan waktu dan berputarnya sistem tata surya. Ianya penuh dengan tantangan dan kebutuhan. Sebab melalui kedua hal itulah, Allah hendak menguji mana hamba yang sholeh dan mana yang tidak.

Jangan katakan bahwa Firaun terlahir ke dunia ini ditakdirkan untuk menjadi raja yang zholim yang diliputi oleh kecongkakan dan kesombongan yang luar biasa sehingga menganggap dirinya adalah Tuhan. Namun dikarenakan kekerasan dan kekelaman hatinya yang tidak mau mengakui tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah yang diperlihatkan-Nya melalui perantaraan nabi-Nya, Musa Alaihi Salam. Dia tidak pernah berdoa karena merasa dirinya hebat bahkan menganggap dirinya Tuhan.. naudzubillah mindzalik.

Kesombongan dan kecongkakan Firaun runtuh diiringi oleh kesadarannya yang timbul manakala tubuhnya tanpa ada daya sama sekali tenggelam ditelan dasyatnya gelombang Laut Merah. Namun kesadarannya yang timbul disaat nyawanya sudah berada ditenggorokan tak akan dapat lagi menolong dirinya ataupun merubah sejarah perjalanan hidupnya, dikarenakan itulah saat-saat dimana pintu taubat sudah terkunci rapat dan kekuatan doa tak lagi bermanfaat karena palu takdir telah dijatuhkan kepadanya.

Jangan katakan bahwa kita ditakdirkan untuk menjadi penjahat manakala dengan kesadaran kita berbuat jahat. Dan jangan pula katakan karena suratan takdirlah hidup kita diliputi kemiskinan dan kesusahan, karena pada hakekatnya kemiskinan dan kesusahan yang sesungguhnya adalah miskin hati dan susahnya diri kita untuk mengadakan perubahan kearah yang lebih baik.

Jangan salahkan Allah tatkala doa yang kita panjatkan tak jua dikabulkan oleh-Nya, sebab hal itu bukan disebabkan karena Allah tidak mengabulkan keinginan kita, bukan pula karena Dia tidak memperhatikan permohonan hamba-hamba-Nya.

Namun amat mungkin dikarenakan kita sendirilah yang tak ingin berbenah, enggan untuk lepas dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan merasa enggan untuk meningkatkan ibadah kita. Atau malah dikarenakan kekuataan ego kita yang menghipnotis diri sehingga merasa diri ini telah suci, bersih dari dosa-dosa ataupun telah merasa cukup banyak beribadah sehingga kita telah merasa cukup tanpa perlu adanya peningkatan.

Ingatlah akan firman Allah “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka berusaha merubahnya sendiri”. Karena sesungguhnya kekuatan seseorang untuk merubah dirinya adalah merupakan salah satu kunci suksesnya didalam memburu pertolongan Allah. Sebab pada hakekatnya perubahan diri inilah yang menjadi esensi dari doa yg kita panjatkan.

Sebagaimana Ibnu Atha’illah menuturkan didalam kitabnya yang terkenal, Al Hikam:
“ Bagaimana engkau mengiginkan sesuatu yang luar biasa padahal Engkau sendiri tak mengubah dirimu? Dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta, banyak berharap kepada Allah. Tapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan berakibat kita merubah diri, maka Allah akan memberi apa yang kita minta.
Karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa merubah diri kita. Jika kita tak pernah mau merubah diri kita menjadi lebih baik maka tentu ada yang salah dengan permintaan kita”

Jadi kekuatan doa akan jauh lebih efektif manakala kita telah sanggup merubah diri kita dengan doa itu. Ibarat tanaman, kekuatan kita merubah diri adalah bibitnya, sedangkan doa itu sendiri adalah pupuknya. Maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan suburnya dihiasi oleh bunga-bunganya yang indah dan buah-buahnya yang lebat serta daun-daunannya yang rindang manakala kita rajin memberinya pupuk. Namun tanaman macam apa yang kita harapkan dapat tumbuh jikalau kita terus menebar pupuk tanpa pernah menanam benih?

Kita harus yakin, bahwa sesungguhnya Allah SWT benar-benar akan mengabulkan doa setiap hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 186:

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia mendoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.”

Jadi, marilah kita intropeksi diri kita, lihat kekurangan-kekuarangan yang ada pada diri kita. Ubah apa yang dapat kita ubah dan fikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan doa kita.


Wallahu a’lam



0 komentar: